KETIKA CINTA SEDANG DI UJI

KETIKA CINTA SEDANG DI UJI

Cinta itu Rumit, Cinta itu Pedih, Cinta itu Sakit. Itulah definisi Cinta menurut ku. Aku adalah seorang mahasiswa biasa di sebuah perguruan tinggi yang tidak terlalu istimewa pula. Aku sama seperti mahasiswa pada umumnya tidak ada yang istimewa dari ku. Hari - hari ku berjalan seperti biasa dan tidak ada yang istimewa. Bertemu dengan teman - teman seangkatan yang sudah berusia tua di kampus, bertemu dengan adek - adek junior yang unyu-unyu nya bukan main, serta bertemu dengan dosen yang tatapan matanya selalu berkata "Kapan kau mau lulus ?".

Sampai suatu ketika aku sedang berkunjung ke even Pesta Kewirausahaan, semuanya mulai berubah. Sekedar info aku adalah seseorang dengan pribadi yang ingin mandiri, aku tidak ingin dikekang dengan peraturan, aku tidak ingin di perintah oleh atasan dan saya tidak ingin dikejar - kejar jadwal. Seperti halnya pekerjaan. Walaupun aku tau kalau bekerja di bawah naungan pemerintah itu bisa membuat hidup kita tentram tapi aku tidak mau bekerja seperti itu. Aku ingin membuat lapangan pekerjaan ku sendiri, aku ingin memiliki karyawan ku sendiri dan aku ingin memberikan gaji karyawan ku sendiri. Seperti yang di katakan Bob Sadino bahwa setinggi apapun jabatan yang kau miliki posisi mu tetap saja karyawan, tapi sekecil apapun usaha yang kau punya kau adalah bosnya. Karena itulah mengapa saya memutuskan untuk membuat pekerjaan ku sendiri.


Ketika Pesta Kewirausahaan berlangsung aku bertemu dengan seorang wanita. parasnya cantik dan senyumnya pun manis. Kami bertemu ketika sedang mendengarkan pemaparan materi oleh salah satu tokoh sukses dari berwirausaha. Namanya Dini, kebetulan kami secara tidak sengaja duduk bersebelahan ketika materi sedang berlangsung. Waktu itu aku belum mengenal dia dan kami pun belum berbicara sedikit pun sampai ketika pemateri mengizinkan peserta bertanya Dini pun sigap mengangkat tangannya

"Pak saya ingin bertanya, jika bapak adalah bos dari usaha bapak dan bapak memiliki karyawan yang bekerja di bawah bapak maka bagaimanakah cara bapak untuk memberikan gaji ke karyawan bapak ?", tanya Dini serius.

Sang pemateri sedikit tertawa lalu menjawab pertanyaan Dini, "saya sangat suka dengan pertanyaan kamu dik, kamu cantik kamu enerjik dan kamu penuh dengan semangat, tapi saya yakin bahwa sebelum kamu bertanya kamu pasti memikirkan pertanyaan mu betul ?, dan saya juga yakin dalam proses pemikiran pertanyaan tersebut kamu juga pasti sudah memikirkan jawaban dari pertanyaan mu itu. Bukannya saya tidak ingin menjawab pertanyaan kamu, bukan. Tapi saya hanya tertarik mendengar dari kamu terlebih dulu", kata sang pemateri sambil tersenyum.

"Jika saya menjadi bos dalam usaha saya sendiri maka saya ingin memberikan gaji karyawan saya secara tidak sembarangan. Saya ingin mereka kerja keras dulu lalu jika hasilnya bagus saya akan memberikan gajinya, jika kerjanya sangat bagus mungkin saja gajinya saya tambah tapi jika dia kerjanya malas - malasan maka saya bisa saja tidak memberikan gajinya", jawab Dini tegas.

Semua orang terkagum bahkan sang pemateri pun juga ikut terkagum. Dengan sigap sang pemateri pun berkata "Dek siapa lagi... Dini ya ?, Dek Dini saya sangat suka dengan jawaban adek. Jawaban adek memberikan ciri - ciri pemipin yang bagus. jawaban adek juga tegas serta terstruktur dengan rapih. Saya ingin lihat usaha yang adek buat dan saya ingin suatu hari nanti adek yang bisa beridiri disni menggantikan saya", semua orang pun bertepuk tangan.

Belum sempat Dini ingin melancarkan pertanyaan lagi saya langsung memberanikan diri memegang tangannya dan menahannya duduk sambil berkata "Tidak semua pertanyaan harus di carikan jawaban. Terkadang beberapa pertanyaan akan terjawab seiring dengan berjalannya waktu", Dini pun melihat ku dan akhirnya terdiam. "PErkenalkan nama saya Putra", kataku sambil menjulurkan tangan. Dini kemudian tersenyum dan menyambut tanganku. Semenjak itu kami saling berkenalan berbicara banyak hal dan saling mengenal satu sama lain tapi tidak lupa aku meminta nomornya agar aku bisa terus berhubungan dengannya, dan diapun memberikannya.

Aku selalu menghubungi dini, awalnya cuman lewat telfon, lalu berlanjut via media sosial dan akhirnya aku pernah mengajaknya jalan. Aku mengakui awalnya aku hanya ingin mengenalnya tapi seiring berjalannya waktu akhirnya aku sadar bahwa aku mencintainya. Aku selalu berpikir bahwa rasa ini mungkin hanyalah nafsu semata tapi aku sadar bahwa aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku mencintai Dini dan aku harus memberitahu perasaanku ini secepatnya.

Suatu malam aku mengajak Dini jalan ke sebuah danau, niat ku malam itu sudah fix ingin menyatakan perasaan ku terhadapnya, tapi entah kenapa lidah ku ini seperti kaku dan sangat sulit untuk berucap kata. Sampai akhirnya aku memberanikan diri ku untuk berbasa - basi, "Din waktu itu saat di Pesta Kewirausahaan.."

"Ya put kenapa ?", tanya Dini pelan.

"Waktu itu aku kan sempat menahan mu untuk bertanya. Nah kalau boleh tau waktu itu kamu ingin bertanya apa ya ke pemateri ?", tanya ku terhadap Dini.

"OOO itu. Saat itu aku ingin bertanya ke pemateri begini, Cara mencari partner usaha yang tepat itu bagaimana ?, dan jika memang ada ciri - cirinya bagaimana ?, tapi kamu malah mencegat aku".

"Dan terus kamu sudah tau jawabannya apa ?", tanya ku lagi.

"Waktu itu kamu mengatakan ke aku kalau tidak semua pertanyaan harus di carikan jawaban. Terkadang ada beberapa pertanyaan yang akan terjawab seiring berjalannya waktu. Hmmm aku pikir kamu tidak ada salahnya. Karena menurutku Ciri - ciri partner usaha yang baik adalah dia tidak akan pernah menyerah untuk kita, dia akan selalu ada untuk kita, dia juga rela berkorban untuk kita, dia mau berbagi pikiran dengan kita, dia juga selalu terbuka untuk kita, dan dia Tulus melakukan itu semua."

"Jawaban kamu seperti biasa Din, selalu buat aku terkagum", jawabku spontan.

"Putra kamu mau tidak jadi partner usaha aku ?, eh tidak maksud aku... kamu mau gak jadi pacar aku ?" kata Dini yang spontan membuat ku bertanya - tanya.

"Loh kok ?"

"awalnya aku hanya menyukai mu dan ingin kamu menjadi partner usaha aku namun seiring berjalannya waktu aku sadar kalau aku tidak mau jauh dari kamu. Aku tidak ingin kamu pergi dan aku ingin membangun semuanya bersama kamu. aku hanya ingin kamu tau bahwa aku mencintai kamu Putra. Kamu maukan jadi pacar aku ?"

Aku hanya bisa menelan ludah dan sulit untuk berkata - kata. aku tidak tau kalau Dini akan mengatakan hal yang sama seperti yang hendak aku katakan terhadapnya. Aku sangat tidak menyangka hal ini. Aku kemudian menggerakkan tangan ku untuk menggenggam tangannya. Aku menggenggam erat tangannya dan menatap dalam matanya lalu berkata, "Aku tidak ingin membangun semuanya bersama kamu Din tapi aku ingin mengalahkan dunia bersama kamu disisih aku. karena aku sangat mencintai kamu Dini".

Waktu itu aku dan Dini berpelukan di pinggir danau lama sekali. Pepohonan yang rindang dan kelap - kelip bintang menjadi saksi cinta kami, dan mulai saat itu aku dan Dini resmi berpacaran. Kamipun memulai perjalanan hidup kami. Kami mulai menyusun mimpi kami bersama, membangun usaha dan menjalankannya bersama. awalnya kami pusing ingin membuka usaha apa, kami sadar bahwa kami memiliki skill tersendiri dan kami harus membangun usaha hasil gabungan dari masing - masing skill kami. Dini orangnya sangat pintar masak. Bisa dibilang dia itu ibarat ilmuan yang bekerja di dapur. Setiap hasil racikan masakannya membuatku terkagum. Sedangkan aku, aku sadar kalau skill aku adalah aku bisa tahan banting dalam mengerjakan banyak hal. aku juga teliti dalam bekerja dan selalu total dalam melakukan sesuatu.

Dengan penggabungan dua skill tersebut akhirnya kami sepakat untuk membangun usaha rumah makan. Dini yang bertugas di dapur dan memikirkan jenis makanan apa yang akan di hidangkan sedangkan aku bertugas menjadi pelayan dan penyuplai bahan makanan. Jika di ibaratkan manusia Dini adalah otak dan aku adalah otot. hmm aku pikir cukup setimpal.

Usaha rumah makan kami berjalan penuh perjuangan. Walaupun mesti berkali - kali berpindah tempat usaha karena kehabisan masa kontrak tapi kami tidak pernah menyerah. Aku selalu mengusahakan tempat yang terbaik untuk berjualan. Dan Dini dengan cerdiknya memikat pelanggan dengan rasa nikmat dari makanan yang dibuatnya. Karena rasa yang sangat enak dari makanan dini membuat pelanggan kami setia dengan kami. Mereka selalu pergi ketempat kami berjualan. sudah banyak orang yang menjadi pelanggan setia kami. Dan alhamdulillah usaha kami pun mulai membesar. Mimpi kami perlahan - lahan terwujud.

Usaha Rumah makan kami mulai membesar, kami kini mempunyai 4 orang karyawan yang bekerja dibawah kami. Kami sangat senang dengan itu. Bahkan Dini tidak pernah berhenti mengutarakan kebahagiaan ketika kami membuka cabang usaha pertama. Itu adalah salah satu masa - masa terindah dalam hidupku.


Akan tetapi cobaan lain datang menerjang. Sejak awal hubungan ku dengan Dini sudah mulai tidak disetujui oleh orang tuanya. Ayah Dini mengira bahwa aku adalah pria yang memiliki hidup yang berantakan dan tidak mempunyai masa depan. Maka dari itu dia memutuskan untuk menjodohkan Dini dengan pria pilihannya. Aku terus menerus berusaha membuktikan ke ayah Dini kalau aku bisa membahagiakan anaknya tapi dia tidak percaya sampai akhirnya dia menjauhkan ku dari Dini. Dia pernah mengatakan padaku kalau mau terus bersama Dini aku harus cepat - cepat melamarnya.

Sejak saat itu aku terus berusaha memenuhi tantangan ayah Dini. Aku menjual semua harta kekayaan ku. aku juga menjual Rumah makan yang sudah ku bangun dengan Dini dan tetap saja hasilnya tidak cukup. Aku tidak tau harus melakukan apalagi, aku juga tidak tau harus mancari Dini kemana lagi. Aku... hancur.

Dari peristiwa itu aku sadar bahwa ketika cinta sedang di uji maka semua hal akan terjadi. Ketika Cinta sedang di Uji kita harus bersiap - siap untuk patah hati. Dan Ketika Cinta sedang di uji, bersiap - siaplah mempertahankannya hidup dan mati. Aku sudah mencobanya dan aku gagal. Mulai saat itu Jika ada seseorang bertanya kepadaku apa itu cinta, aku akan mengatakan.  Cinta itu Rumit, Cinta itu Pedih, Cinta itu Sakit. iya... Itulah definisi Cinta menurut ku.

22 komentar

Cinta itu seperti air minum..
Akan terasas nikmat dan indah jika pas pada waktunya, dan akan menimbulkan rasa ridak enak kalau bukan pada waktunya..

Ane masih jones aja nieh, huft

Wih mantap blognya tentang lifestyle, btw klo soal cinta2an ane jd envy soalnya lg jomblo :p nice artikel.. dan templatenya bagus ;D

wah romantis banget n penuh makna ikut lomba menulis sana hehehe

cinta selalu banyak ujian, pacaran apa lagi ujianya banyak banget ......

ujian cinta mungkin ujian hidup yang paling berat :v

siap gan terima kasih juga sudah berkunjung :)

siap gan sudah kok tapi kalah mulu hehe

Cerita percintaan nih, bookmark dulu deh, belum bisa baca sekarang :D

Cinta memang selalu merepotkan gan...

Hmm sepertinya susah ya gan kalau cinta sedang diuji pasti pikiran juga berasa diuji. Sangat menyiksa deh pokoknya.

Ujian cinta merupakan ujian harus kita hadapi dengan lapang dada. karena membutuhkan pengorban besar

bagus bagus. saya suka post ini

Terima kasih telah berkunjung silahkan tinggalkan komentar dengan bijak :)
EmoticonEmoticon